السبت، 16 فبراير 2013

Flashback Kehidupan - Kami



Kami... 

Abah, Mama, Aku, dan dua ading (re : adik) laki-lakiku.

Aku anak pertama yang tahu benar bagaimana orangtuaku hidup bersama dari titik nol sejak awal pernikahan mereka. Tinggal di sebuah rumah bertingkat dua yang sangat layak huni kala era 90-an, sekedar informasi rumah itu bukan milik kami, tapi rumah pinjaman dari adik nenek ku yang baik hati. Benar-benar baik hati, Saat kami bertempat di rumah itu, mereka tidak pernah memungut bayaran dan mengungkit-ungkitnya. Bagaimana Abah Mama tidak merasa terbantu karena kala itu ekonomi kami memang masih sangat minim. Rumah itu terbuat dari ulin yang kini sudah tak ada lagi karena hangus terbakar. Hingga kini rumah itu tinggal puing. Namun bukan puing biasa, disana aku tumbuh, disana aku menikmati masa kecilku. Aku masih ingat di atas loteng yang jarang ditiduri, aku sering mengajak teman-teman sekampung main hotel-hotelan dan masak-masakan. :D
Aku tidak pernah lupa pula, dalam memenuhi kehidupan sehari-hari, mama harus bekerja keras membantu abah mencari nafkah untuk keperluan kami sehari-hari. Masih ingat kala setiap jam 2 malam, mama menyiapkan nasi-nasi bungkus untuk diecerkan di sekolah-sekolah. Masih ingat pula setelah habis magrib mama membungkus ‘es kero’ dan  ‘es wadai’ yang keesokan paginya harus dijajakan dan dititipkan di warung-warung. Dulu aku juga disuruh menjajakan, pernah aku merasa malu. Malu berjualan es diantara teman-temanku yang dengan gampangnya belanja ini itu diwarung pojok sekolah. Sedangkan aku, belanja satu kali pun sudah syukur.(bersambung)

Menjauh, Maybe...



Pernahkan anda bosan berkomunikasi dengan seseorang kemudian anda perlahan menjauh? 

Bukan tanpa sebab anda merasa lelah, anda lelah karena sering dipojokkan, disalahkan, dan seolah tidak pernah berlaku benar?

Sehingga terkadang niat baik anda pun ternoda karena kecewa diperlakukan demikian?

Kemudian, pernahkan saat anda  salah, kemudian anda memperbaikinya namun ditolak meskipun anda berkali-kali berusaha menunjukkan itikad baik?

Belum lagi saat anda melihat ekspresi wajah tidak menyenangkan yang menyakitkan dan membuat hati anda merasa tidak nyaman?

Apa yang anda lakukan jika dalam posisi seperti itu?

Saya pernah mengalaminya, saat itu saya memilih menjauh karena sudah terlalu lelah. Saya tidak ingin kelelahan ini kalau dipaksakan menumbuhkan kebencian. Cukup sudah menurut saya. Saya menyadari kala itu tidak semua hal akan kembali seperti  semula. Saya tidak merasa menyesal sama sekali berlaku demikian, karena sebelumnya saya sudah berusaha. Tapi usaha itu tak kunjung membuahkan hasil. Saya percaya saja, Tuhan tahu apa yang terjadi. Saya tidak seburuk, saya tidak sejahat, dan saya tidak selicik yang dipikirkan orang-orang yang memperlakukan demikian.
Saya menyadari, masih banyak orang lain yang saya hargai dan balik menghargai saya. Membutuhkan dan dapat membantu saya, meski sebenarnya tidak terlalu mengharapkan timbal balik. Namun alangkah senangnya jika memang ada yang mau membantu saat saya memang membutuhkan bantuan, dengan ikhlas tentunya.
Saya tidak pernah lupa siapa saja yang pernah membantu saya ‘dengan tulus’. Pada akhirnya, pernah berada di posisi itu membuat saya  memahami betul makna dari sebuah ketulusan.

Ya, begitulah sedikit cerita dari saya. Terimakasih sobat sudah mampir dan mendengarkan saya dengan membaca tulisan ini.

السبت، 2 فبراير 2013

Bersyukur - Versiku



Tidak terlalu sedih dan tidak juga terlalu senang. Karena siklus teramat cepat berganti. Saat senang maka kesedihan menanti dan saat sedih maka kesenangan menanti. Tidak perlu takut menghadapi keduanya. Cukup banyak berdoa dan bersyukur dalam segala suasana.

Bersyukur?

Tak hanya pada saat senang, tapi juga saat merasakan kesedihan. Yang tak mudah adalah ketika bersyukur dalam kesedihan. Rasanya bertentangan dengan hati, saat sedih rasanya diri ini paling menderita, bukan?
Kemudian berjalan lah keluar rumah.. Lihat sekeliling dan ternyata masih banyak orang yang hidupnya lebih menyedihkan kalau dilihat, namun tak banyak dari mereka yang tak berhenti bersyukur dengan apapun keadaan hidupnya. Mereka hebat, bukan?

Semua manusia boleh berandai-andai. Hanya saja, andai-andai sebaiknya disertai dengan usaha. Misalnya saja, berandai-andai ada orang yang datang membawakan makanan saat diri lapar dan jika kita hanya berdiam, maka sampai besok pun kita tidak akan mendapat makanan.

Membandingkan diri dengan orang lain tidak salah jika memang dalam kadar untuk memotivasi diri untuk lebih baik, untuk lebih rajin, untuk lebih bersemangat. Membandingkan diri yang demikian disebut dengan membandingkan diri dengan orang lain secara positif. Namun ketika perbandingan diri dengan orang lain tersebut untuk membandingkan kehebatan dan persaingan yang tidak sehat dan ujung-ujungnya menimbulkan rasa dengki? Naudzubillahmindzalik. Semoga kita tergolong dalam orang-orang yang pandai dalam bersikap dan membandingkan diri dengan orang lain.

الجمعة، 1 فبراير 2013

WELCOME TO MY NEW BLOG

Hai sesama blogger, sesama manusia, dan sesama-sesama yang lainnya... :p

Kata orang tak kenal maka tak sayang ya...ada baiknya kita kenal-kenalan dulu, ya keeeen?
Nama Lengkapku Azrina Nurwatie. Sejak kecil dipanggil Rina dan tiba-tiba di masa kuliah di panggil Meymey. Katanya sih karena karakter galakku seperti tokoh Mei-mei diKartun Upin-Ipin. Tapi kalau menurut ading-adingku (read : adik), aku lebih mirip tokoh 'Kak Ros' di kartun yang sama. Yah... lebih tepatnya sama-sama suka mengomel...hahaha.

Aku anak pertama dari tiga bersaudara. Boleh dibilang yang paling cantik di antara dua lelaki ganteng. sebagai seorasng kakak aku mempunyai karakter yang agak keras pada adik-adikku. Keras tapi bersahabat... karena yang kutahu, karakter adikku terbentuk bukan hanya karena orangtua dan lingkungan pergaulannya, tapi juga peranku sebagai kakak. Bagaimana aku berperilaku dapat menjadi acuan bagi mereka pula untuk berperilaku. Alhasil, sebisa mungkin menjadi sosok kakak yang ideal bagi mereka. 

Aku 'numpang' lahir di Banjarmasin, 20 Juni 1992. Tumbuh dan berkembang di Kotabaru, sebuah pulau kecil di Kalimantan Selatan. Kini aku bertempat tinggal 'sementara' di Banjarbaru untuk menyelesaikan pendidikan S1 Psikologi di Universitas Lambung Mangkurat. Jika Allah mengijinkan, di akhir tahun 2013 ini aku dapat menyelesaikannya pada semester 7. Mohon doanya ya sob ... ^^

Awal Tahun 2010 lalu, sebenarnya aku mempunyai sebuah blog, tapi lupa password :p , maklumlah... jarang dibuka, jarang dibelai, jarang diisi, hingga akhirnya terlupakan sendiri.

Di awal Tahun 2013 ini,  aku berniat aktif di blog, hitung-hitung menyalurkan hobby menulis dan memperluas ruang pertemanan. Walaupun belum terlalu percaya diri sebenarnya memajang tulisan-tulisan yang (bagiku) masih sangat kacau dan sederhana.Tapi setidaknya, ini awal aku belajar menulis dan (kupikir) sebagai sarana berbagi cerita dan perasaan. Aku siap menerima kritik dan saran yang membangun dari sobat sekalian :)

Lewat blog ini, banyak cerita yang mungkin akan kubagikan pada kalian, sobat...
Semoga kalian berkenan membacanya. Salam persahabatan dariku :)