F. Aktivitas-Aktivitas Belajar
Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari
suatu situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam
rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan
aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap situasi di manapun dan
kapanpun memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Oleh karena itulah,
berikut ini dibahas beberapa aktivitas belajar, sebagai berikut.
1. Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang
belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru
menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan
mendengarkan apa yang guru (dosen) sampaikan. Tidak dapat disangkal bahwa aktivitas
mendengarkan adalah aktivitas belajar yang diakui kebenarannya dalam dunia
pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan formal persekolahan, ataupun
non-formal.
2. Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas
memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang
memegang peranan penting. Dalam pendidikan, aktivitas memandang terrnasuk dalam
kategori aktivitas belajar.
Tapi perlu diingat bahwa tidak semua aktivitas memandang berarti
belajar. Aktivitas memandang dalam arti belajar di sini adalah aktivitas
memandang yang bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk mengadakan perubahan
tingkah laku yang positif. Aktivitas memandang tanpa tujuan bukanlah termasuk
perbuatan belajar. Meski pandangan tertuju pada suatu objek, tetapi tidak
adanya tujuan yang ingin dicapai, maka pandangan yang demikian tidak termasuk
belajar.
3. Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap
Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang
dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. Artinya aktivitas
meraba, membau, dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi seseorang untuk
belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu tujuan. Dengan
demikian, aktivitas-aktivitas meraba, aktivitas membau, ataupun aktivitas mengecap
dapat dikatakan belajar, apabila semua aktivitas itu didorong oleh kebutuhan,
motivasi untuk mencapai tujuan dengan menggunakan situasi tertentu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku.
4. Menulis atau Mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan
dari aktivitas belajar. Tetapi tidak setiap mencatat adalah belajar. Aktivitas
mencatat yang bersifat menurut, menciplak atau mengcopy tidak dapat dikatakan
sebagai aktivitas belajar. Mencatat yang termasuk sebagai aktivitas belajar yaitu
apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta
menggunakan seperangkat tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi
pencapaian tujuan belajar. Dalam mencatat tidak sekadar mencatat, tetapi
mencatat yang dapat menunjang pencapaian tujuan belajar.
Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang
tidak hanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil
analisis dari bahan bacaan.
5. Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan
selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Membaca di sini tidak mesti
membaca buku belaka, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal
hasil penelitian, catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang
berhubungan dengan kebutuhan studi.
Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka
membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Ini berarti untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan kecuali
memperbanyak membaca.
Cara dan teknik seseorang dalam membaca selalu menunjukkan
perbedaan pada hal-hal tertentu. Oleh karena itu, wajarlah bila belajar itu
suatu seni, sama halnya mengajar adalah seni (teaching as an art). Ada orang
yang membaca buku sambil tidur-tiduran dapat belajar dengan baik, ada orang
yang membaca buku sambil mendengarkan radio dapat belajar dengan baik, ada
orang yang membaca buku tanpa suara dapat belajar dengan baik, ada orang yang
membaca buku dengan suara dapat belajar dengan baik, ada orang yang membaca
buku di antara keributan dapat belajar dengan baik, dan sebagainya. Pendek
kata, orang membaca buku dengan berbagai cara agar dapat belajar. Dengan
demikian, pemahaman atas diri sendiri sangat penting, sehingga dapat memilih
teknik yang mana yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadi, dengan tidak
mengabaikan pola-pola umum dalam belajar.
6. Membuat Ikhtisar atau Ringkasan dan Menggarisbawahi
Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena
menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan
ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam
buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif,
bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum cukup. Sementara membaca,
pada hal-hal yang penting perlu diberi garis bawah (underlining). Hal ini
sangat membantu dalam usaha menemukan kembali materi itu di kemudian hari, bila
diperlukan.
7. Mengamati Tabel-Tabel, Diagram-Diagram dan Bagan-Bagan
Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai table-tabel,
diagram, ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi
seseorang dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambar-gambar,
peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman
seseorang tentang sesuatu hal.
Semua tabel, diagram, dan bagan dihadirkan di buku tidak lain
adalah dalam rangka memperjelas penjelasan yang penulis uraikan. Dengan
menghadirkan tabel, diagram, atau bagan dapat menumbuhkan pengertian dalam
waktu yang relatif singkat.
8. Menyusun Paper atau Kertas Kerja
Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus
metodologis dan sistematis. Metodologis artinya menggunakan metode¬metode
tertentu dalam penggarapannya. Sistematis artinya menggunakan kerangka berpikir
yang logis dan kronologis.
9. Mengingat
Mengingat adalah salah satu aktivitas. Ingatan adalah kemampuan
jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali
(remembering) hal-hal yang telah lampau. Jadi, mengenai ingatan tersebut ada
tiga fungsi, yaitu: memasukkan, menyimpan, dan mengangkat kembali ke alam
sadar.
Ingatan (memory) seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
sifat seseorang, alam sekitar, keadaan jasmani, keadaan rohani (jiwa), dan umur
seseorang.
10. Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang
memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang meniadi tahu tentang hubungan
antara sesuatu. Berpikir bukanlah sembarang berpikir, tetapi ada taraf
tertentu, dari taraf berpikir yang rendah sampai taraf berpikir yang tinggi.
11. Latihan atau Praktek
Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya
penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil
berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan termasuk cara yang baik untuk
memperkuat ingatan. Misalnya, seseorang yang mempelajari rumus matematika atau
rumus bahasa Inggris. Kemungkinan besar rumus-rumus itu akan mudah terlupakan
bila tidak didukung dengan latihan. Di sinilah diperlukan latihan
sebanyak-banyaknya. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih
fungsional. Dengan demikian, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang
optimal.
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق