الأحد، 14 أبريل 2013

Memori



INGATAN (MEMORI)
Ingatan atau memori ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan. Jadi ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan, ialah :  menerima kesan-kesan, menyimpan, dan mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kemabali dari sesuatu yang pernah dialami.
Beberapa sifat ingatan, yaitu :
1.      Ingatan yang cepat dan mudah, artinya seseorang dapat dengan mudah dalam menerima kesan-kesan
2.      Ingatan yang luas artinya sekaligus seseorang dapat menerima banyak kesan-kesan dan daerah yang luas.
3.      Ingatan yang teguh, artinya kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah. (tidak mudah lupa).
4.      Ingatan yang setia artinya kesan yang telah diterimanya itu tidak berubah, tetap sebagaimana pada waktu menerimanya.
5.      Ingatan mengabdi atau patuh, berarti bahwa kesan yang pernah dicamkan dapat dengan mudah diproduksikan secara lancar/
Prestasi ingatan berkaitan erat dengan kondisi jasmani, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan ingatan.
Ingatan juga dipengaruhi oleh factor usia, ingatan paling tajam pada manusia ialah kurang lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini baik sekali untuk daya ingatan mekanis, yakni daya ingatan hanya untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah umur ini, kemampuan mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi, tetapi hanya untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis) dan itu berlangsung antara umur 15-50 tahun.
Ingatan berhubungan pula dengan emosi seseorang. Seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan. Sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi diabaikan saja.
Produk dari ingatan ialah mengenal kembali (recognize) yakni kesadaran masa lampau, sebagai akibat dari pengamatan.
Peristiwa penting dalam ingatan ialah aktivitas psikis mencamkan (memasukkan-meletakkan) atau yang disebut dengan memorisasi. Memorisasi dapat memungkinkan seseorang untuk mengingat apa yang telah dipelajari, namun tidak berarti bahwa semua “memory traces” ini akan tetap tinggal dengan baik, karena pada suatu saat “memory traces” akan dapat hilang.
Ingatan itu bersifat individual artinya tiap-tiap  anak mempunya tipe-tipe ingatan sendiri. Maka seorang gur harus memperhatikan hal-hal berikut :
1.      Guru jangan terlalu cepat, tetapi jangan pula terlalu lambat menerangkan bahan pelajaran.
2.      Usahakan agar tidak terlalu banyak bahan yang diberikan dalam satu jam pelajaran.
3.      Usahakan agar bahan pelajaran itu harus diulang setiap ada kesempatan dan guru harus mengusahakan agar anak-anak mengulang pelajarannya.
4.      Usahakan agar bahan pelajaran tidak mudah berubah-ubah, ada baiknya diikutsertakan bekerjanya macam-macam indera.
5.      Untuk dapat menimbulkan kesan-kesan dengan cepat dan patuh, anak harus diberi metode yang baik di dalam menghafal di luar kepala (learning by heart).
6.      Untuk mempertinggi prestasi belajar murid-murid dan para mahasiswa perlu dibangunkan emosi dan kemauannya agar aktifitas belajar/ studi lebih menyenangkan dan menggairahkan.
Cara penyelidikan ingatan :
1.      Metode mempelajari (the learning method)
Merupakan metode untuk menyelidiki sejauhmana waktu yang diperlukan atau usaha yang dijalankan oleh subyek untuk dpat menguasai materi dengan baik.
2.      Metode mempelajari kembali (the relearning method)
Merupakan metode yang berbentuk dimana subyek disuruh mempelajari  kembali yang pernah dipelajari sampai pada suatu criteria tertentu seperti pada mempelajari materi tersebut pertama kali. Makin sering dipelajari materi tersebut, waktu yang dibutuhkan akan semakin pendek.
3.      Metode rekonstruksi
Merupakan metode dimana subyek disuruh mengkonstruksikan kembali suatu materi yang diberikan padanya.. Dalam mengkonstruksi itu dapat diketahui waktu yang digunakan, kesalahan-kesalahan yang diperbuat sampai pada criteria tertentu.
4.      Metode mengenal kembali
Metode ini digunakan untuk mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali. Subyek disusun mempelajari sesuatu materi, kemudian diberikan materi untuk mengetahui sejauhmana yang dapat diingayt dengan bentuk pilihan benar salah, atau dengan pilihan ganda (multiple choice).
5.      Metode mengingat kembali
Metode ini ialah subyek disuruh mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Misalnya dengan menyuruhnya mengerjakan ujian dalam bentuk essay maupun isian.
6.      Metode asosiasi berpasangan
Metode ini mengambil subyek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan, untuk mengethuai sejauh mana kemampuan dalam mengingat, dalam evaluasi salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus dan subyek disuruh menyebutkan atau menimbulkan kembali pasangannyta

 DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق