INGATAN
(MEMORI)
Ingatan
atau memori ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi
kesan-kesan. Jadi ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan, ialah : menerima kesan-kesan, menyimpan, dan
mereproduksikan.
Dengan
adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi
bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kemabali dari sesuatu yang
pernah dialami.
Beberapa
sifat ingatan, yaitu :
1. Ingatan
yang cepat dan mudah, artinya seseorang dapat dengan mudah dalam menerima
kesan-kesan
2. Ingatan
yang luas artinya sekaligus seseorang dapat menerima banyak kesan-kesan dan
daerah yang luas.
3. Ingatan
yang teguh, artinya kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah.
(tidak mudah lupa).
4. Ingatan
yang setia artinya kesan yang telah diterimanya itu tidak berubah, tetap
sebagaimana pada waktu menerimanya.
5. Ingatan
mengabdi atau patuh, berarti bahwa kesan yang pernah dicamkan dapat dengan
mudah diproduksikan secara lancar/
Prestasi
ingatan berkaitan erat dengan kondisi jasmani, misalnya kelelahan, sakit dan
kurang tidur dapat menurunkan ingatan.
Ingatan
juga dipengaruhi oleh factor usia, ingatan paling tajam pada manusia ialah
kurang lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini baik sekali untuk daya
ingatan mekanis, yakni daya ingatan hanya untuk kesan-kesan penginderaan.
Sesudah umur ini, kemampuan mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi,
tetapi hanya untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis)
dan itu berlangsung antara umur 15-50 tahun.
Ingatan
berhubungan pula dengan emosi seseorang. Seseorang akan mengingat sesuatu lebih
baik apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan. Sedangkan
kejadian yang tidak menyentuh emosi diabaikan saja.
Produk
dari ingatan ialah mengenal kembali (recognize) yakni kesadaran masa lampau,
sebagai akibat dari pengamatan.
Peristiwa
penting dalam ingatan ialah aktivitas psikis mencamkan (memasukkan-meletakkan)
atau yang disebut dengan memorisasi. Memorisasi dapat memungkinkan seseorang
untuk mengingat apa yang telah dipelajari, namun tidak berarti bahwa semua
“memory traces” ini akan tetap tinggal dengan baik, karena pada suatu saat
“memory traces” akan dapat hilang.
Ingatan
itu bersifat individual artinya tiap-tiap
anak mempunya tipe-tipe ingatan sendiri. Maka seorang gur harus
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Guru
jangan terlalu cepat, tetapi jangan pula terlalu lambat menerangkan bahan
pelajaran.
2. Usahakan
agar tidak terlalu banyak bahan yang diberikan dalam satu jam pelajaran.
3. Usahakan
agar bahan pelajaran itu harus diulang setiap ada kesempatan dan guru harus
mengusahakan agar anak-anak mengulang pelajarannya.
4. Usahakan
agar bahan pelajaran tidak mudah berubah-ubah, ada baiknya diikutsertakan
bekerjanya macam-macam indera.
5. Untuk
dapat menimbulkan kesan-kesan dengan cepat dan patuh, anak harus diberi metode
yang baik di dalam menghafal di luar kepala (learning by heart).
6. Untuk
mempertinggi prestasi belajar murid-murid dan para mahasiswa perlu dibangunkan
emosi dan kemauannya agar aktifitas belajar/ studi lebih menyenangkan dan
menggairahkan.
Cara
penyelidikan ingatan :
1. Metode
mempelajari (the learning method)
Merupakan
metode untuk menyelidiki sejauhmana waktu yang diperlukan atau usaha yang
dijalankan oleh subyek untuk dpat menguasai materi dengan baik.
2. Metode
mempelajari kembali (the relearning method)
Merupakan
metode yang berbentuk dimana subyek disuruh mempelajari kembali yang pernah dipelajari sampai pada
suatu criteria tertentu seperti pada mempelajari materi tersebut pertama kali.
Makin sering dipelajari materi tersebut, waktu yang dibutuhkan akan semakin
pendek.
3. Metode
rekonstruksi
Merupakan
metode dimana subyek disuruh mengkonstruksikan kembali suatu materi yang
diberikan padanya.. Dalam mengkonstruksi itu dapat diketahui waktu yang
digunakan, kesalahan-kesalahan yang diperbuat sampai pada criteria tertentu.
4. Metode
mengenal kembali
Metode
ini digunakan untuk mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali. Subyek
disusun mempelajari sesuatu materi, kemudian diberikan materi untuk mengetahui
sejauhmana yang dapat diingayt dengan bentuk pilihan benar salah, atau dengan
pilihan ganda (multiple choice).
5. Metode
mengingat kembali
Metode
ini ialah subyek disuruh mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
Misalnya dengan menyuruhnya mengerjakan ujian dalam bentuk essay maupun isian.
6. Metode
asosiasi berpasangan
Metode
ini mengambil subyek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan,
untuk mengethuai sejauh mana kemampuan dalam mengingat, dalam evaluasi salah
satu pasangan digunakan sebagai stimulus dan subyek disuruh menyebutkan atau
menimbulkan kembali pasangannyta
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق